Minggu, 22 Juli 2012

" Gendong Aku Sampai Ajalku Tiba "



Gendong Aku Sampai Ajalku Tiba"

Suatu malam ketika aku kembali ke rumah, istriku menghidangkan makan malam untukku. Sambil memegang tangannya aku berkata, "Saya ingin mengatakan sesuatu kepadamu." Istriku lalu duduk di samping sambil menemaniku menikmati makan malam dengan tenang. Tiba-tiba aku tidak tahu harus memulai percakapan dari mana. Kata-kata rasanya berat keluar dari mulutku.

Aku ingin sebuah perceraian di antara kami, karena itu aku beranikan diriku. Nampaknya dia tidak terganggu sama sekali dengan pembicaraanku, dia malah balik bertanya kepadaku dengan tenang, "Mengapa?" Aku menolak menjawabnya, ini membuatnya sungguh marah kepadaku. Malam itu kami tidak saling bertegur sapa. Dia terus menangis dan menangis. Aku tahu bahwa dia ingin tahu alasan di balik keinginanku untuk bercerai.

Dengan sebuah rasa bersalah yang dalam, aku membuat sebuah pernyataan persetujuan untuk bercerai dan dia dapat memiliki rumah kami, mobil, dan 30% dari keuntungan perusahaan kami. Dia sungguh marah dan merobek kertas itu. Wanita yang telah menghabiskan 10 tahun hidupnya bersamaku itu telah menjadi orang yang asing di hatiku. Aku minta maaf kepadanya karena dia telah membuang waktunya 10 tahun bersamaku, untuk semua usaha dan energi yang diberikan kepadaku, tapi aku tidak dapat menarik kembali apa yang telah kukatakan kepada Jane, wanita simpananku, bahwa aku sungguh mencintainya. Istriku menangis lagi. Bagiku tangisannya sekarang tidak berarti apa-apa lagi. Keinginanku untuk bercerai telah bulat.

Hari berikutnya, ketika aku kembali ke rumah sedikit larut, kutemukan dia sedang menulis sesuatu di atas meja di ruang tidur kami. Aku tidak makan malam tapi langsung pergi tidur karena ngantuk yang tak tertahankan akibat rasa capai sesudah seharian bertemu dengan Jane. Ketika terbangun, kulihat dia masih duduk di samping meja itu sambil melanjutkan tulisannya. Aku tidak menghiraukannya dan kembali meneruskan tidurku.

Pagi harinya, dia menyerahkan syarat-syarat perceraian yang telah ditulisnya sejak semalam kepadaku. Dia tidak menginginkan sesuatupun dariku, tetapi hanya membutuhkan waktu sebulan sebelum perceraian. Dia memintaku dalam sebulan itu, kami berdua harus berjuang untuk hidup normal layaknya suami istri. Alasannya sangat sederhana. Putra kami akan menjalani ujian dalam bulan itu sehingga dia tidak ingin mengganggunya dengan rencana perceraian kami. Selain itu, dia juga meminta agar aku harus menggendongnya sambil mengenang kembali saat pesta pernikahan kami. Dia memintaku untuk menggendongnya selama sebulan itu dari kamar tidur sampai muka depan pintu setiap pagi.

Aku pikir dia sudah gila. Akan tetapi, biarlah kucoba untuk membuat hari-hari terakhir kami menjadi indah demi perceraian yang kuinginkan, aku pun menyetujui syarat-syarat yang dia berikan. Aku menceritakan kepada Jane tentang hal itu. Jane tertawa terbahak-bahak mendengarnya. "Terserah saja apa yang menjadi tuntutannya tapi yang pasti dia akan menghadapi perceraian yang telah kita rencanakan," kata Jane.

Ada rasa kaku saat menggendongnya untuk pertama kali, karena kami memang tak pernah lagi melakukan hubungan suami istri belakangan ini. Putra kami melihatnya dan bertepuk tangan di belakang kami. "Wow, papa sedang menggendong mama." Sambil memelukku dengan erat, istriku berkata, "Jangan beritahukan perceraian ini kepada putra kita." Aku menurunkannya di depan pintu. Dia lalu pergi ke depan rumah untuk menunggu bus yang akan membawanya ke tempat kerjanya, sedangkan aku mengendarai mobil sendirian ke kantorku.

Pada hari kedua, kami berdua melakukannya dengan lebih mudah. Dia merapat melekat erat di dadaku. Aku dapat mencium dan merasakan keharuman tubuhnya. Aku menyadari bahwa aku tidak memperhatikan wanita ini dengan seksama untuk waktu yang agak lama. Aku menyadari bahwa dia tidak muda seperti dulu lagi, ada bintik-bintik kecil di wajahnya, rambutnya pun sudah mulai beruban. Namun entah kenapa, hal itu membuatku mengingat bagaimana pernikahan kami dulu.

Pada hari keempat, ketika aku menggendongnya, aku mulai merasakan kedekatan. Inilah wanita yang telah memberi dan mengorbankan 10 tahun kehidupannya untukku. Pada hari keenam dan ketujuh, aku mulai menyadari bahwa kedekatan kami sebagai suami istri mulai tumbuh kembali di hatiku. Aku tentu tidak mengatakan perasaan ini kepada Jane.

Suatu hari, aku memperhatikan dia sedang memilih pakaian yang hendak dia kenakan. Dia mencoba beberapa darinya tapi tidak menemukan satu pun yang cocok untuknya. Dia sedikit mengeluh, "Semua pakaianku terasa terlalu besar untuk tubuhku sekarang." Aku mulai menyadari bahwa dia semakin kurus dan itulah sebabnya kenapa aku dapat dengan mudah menggendongnya. Aku menyadari bahwa dia telah memendam banyak luka dan kepahitan hidup di hatinya. Aku lalu mengulurkan tanganku dan menyentuh kepalanya.

Tiba-tiba putra kami muncul dan berkata," Papa, sekarang saatnya untuk menggendong dan membawa mama." Bagi putraku, melihatku menggendong dan membawa mamanya menjadi peristiwa yang penting dalam hidupnya. Istriku mendekati putra kami dan memeluk erat tubuhnya penuh keharuan. Aku memalingkan wajahku dari peristiwa yang bisa mempengaruhi dan mengubah keputusanku untuk bercerai.

Aku lalu mengangkatnya dengan kedua tanganku, berjalan dari kamar tidur kami, melalui ruang santai sampai ke pintu depan. Tangannya melingkar erat di leherku dengan lembut dan sangat romantis layaknya suami istri yang harmonis. Aku pun memeluk erat tubuhnya, seperti momen hari pernikahan kami 10 tahun yang lalu. Akan tetapi tubuhnya yang sekarang ringan membuatku sedih.

Pada hari terakhir, aku menggendongnya dengan kedua lenganku. Aku susah bergerak meski cuma selangkah ke depan. Putra kami telah pergi ke sekolah. Aku memeluknya erat sambil berkata, "Aku tidak pernah memperhatikan selama ini hidup pernikahan kita telah kehilangan keintiman satu dengan yang lain."

Aku mengendarai sendiri kendaraan ke kantorku, mampir ke tempat Jane. Melompat keluar dari mobilku tanpa mengunci pintunya. Begitu cepatnya karena aku takut jangan sampai ada sesuatu yang membuatku mengubah pikiranku. Aku naik ke lantai atas. Jane membuka pintu dan aku langsung berkata padanya. "Maaf Jane, aku tidak ingin menceraikan istriku."

Jane memandangku penuh tanda tanya bercampur keheranan dan kemudian menyentuh dahiku dengan jarinya. Aku mengelak dan berkata, "Maaf Jane, aku tidak akan bercerai. Hidup perkawinanku terasa membosankan karena dia dan aku tidak memaknai setiap momen kehidupan kami, bukan karena kami tidak saling mencintai satu sama lain. Sekarang aku menyadari sejak aku menggendongnya sebagai syaratnya itu, aku ingin terus menggendongnya sampai hari kematian kami."

Jane sangat kaget mendengar jawabanku. Dia menamparku dan kemudian membanting pintu dengan keras. Aku tidak menghiraukannya. Aku menuruni tangga dan mengendarai mobilku pergi menjauhinya. Aku singgah di sebuah toko bunga di sepanjang jalan itu, aku memesan bunga untuk istriku. Gadis penjual bunga bertanya apa yang harus kutulis di kartunya. Aku tersenyum dan menulis, "Aku akan menggendongmu setiap pagi sampai kematian menjemput."

Petang hari ketika aku tiba di rumah, dengan bunga di tanganku, sebuah senyum menghias wajahku. Aku berlari hanya untuk bertemu dengan istriku dan menyerahkan bunga itu sambil merangkulnya untuk memulai sesuatu yang baru dalam perkawinan kami. Tapi apa yang kutemukan? Istriku telah meninggal di atas tempat tidur yang telah kami tempati bersama 10 tahun pernikahan kami.

Aku baru tahu kalau istriku selama ini berjuang melawan kanker ganas yang telah menyerangnya berbulan-bulan tanpa pengetahuanku karena kesibukanku menjalin hubungan asmara dengan Jane. Istriku tahu bahwa dia akan meninggal dalam waktu yang relatif singkat. Meskipun begitu, dia ingin menyelamatkanku dari pandangan negatif yang mungkin lahir dari putra kami karena aku menginginkan perceraian, karena reaksi kebodohanku sebagai seorang suami dan ayah, untuk menceraikan wanita yang telah berkorban selama sepuluh tahun yang mempertahankan pernikahan kami dan demi putra kami.

Betapa berharganya sebuah pernikahan saat kita bisa melihat atau mengingat apa yang membuatnya berharga. Ingat ketika dulu perjuangan yang harus dilakukan, ingat tentang kejadian-kejadian yang telah terjadi di antara kalian, ingat juga tentang janji pernikahan yang telah dikatakan. Semuanya itu harusnya hanya berakhir saat maut memisahkan.

------------------

Sekecil apapun dari peristiwa atau hal dalam hidup sangat mempengaruhi hubungan kita. Itu bukan tergantung pada uang di bank, mobil atau kekayaan apapun namanya. Semuanya ini bisa menciptakan peluang untuk menggapai kebahagiaan tapi sangat pasti bahwa mereka tidak bisa memberikan kebahagiaan itu dari diri mereka sendiri. Suami-istrilah yang harus saling memberi demi kebahagiaan itu.

Karena itu, selalu dan selamanya jadilah teman bagi pasanganmu dan buatlah hal-hal yang kecil untuknya yang dapat membangun dan memperkuat hubungan dan keakraban di dalam hidup perkawinanmu. Milikilah sebuah perkawinan yang bahagia. Kamu pasti bisa mendapatkannya.

Jika engkau tidak ingin berbagi/share cerita ini, pasti tidak akan terjadi sesuatu padamu di hari-hari hidupmu.

Akan tetapi, jika engkau mau berbagi/share cerita ini kepada saudara, sahabat atau kenalanmu. Maka ada kemungkinan, engkau dapat menyelamatkan perkawinan orang lain, terutama mereka yang sedang mengalami masalah dalam pernikahan mereka. Semoga demikianlah adanya.

Sabtu, 14 Juli 2012

Tradisi Perbedaan Awal Puasa Itu Laknat, Bukan Rahmat

Laporan dari Den Haag

Prof. Sofjan:

Den Haag Perbedaan awal puasa antar negara adalah hal yang bisa difahami, walau pun tidak mesti terjadi pada masa sekarang yang serba canggih bahwa setelah konjungsi hilal sudah muncul di atas horizon setelah terbenam matahari.

Hal itu disampaikan staf pengajar pada Islamic University of Europa, Prof. Dr. Sofjan Siregar, MA kepada detikcom, Sabtu (14/7/2012).

"Namun jika perbedaan awal Ramadan di satu negara apalagi di kota yang sama seperti Jakarta bahkan di satu gang yang sama, maka itu bukan lagi rahmat, namun laknat bagi umat Islam di tanah air," ujar Sofjan.

Menurut Sofjan, perbedaan penetapan awal Ramadan sejak dulu bukan karena beda methode antara rukyah dan hisab, namun karena gengsi antara Muhammadiyah yang menerapkan methode horizon bebas dan Kemenag yang didominasi pemikiran horizon lokal.

"Karena methode apa pun yang dipakai jika masing-masing pihak memahami bahwa tujuan dari rukyah dan hisab adalah sama yaitu hilal, pasti bisa ketemu dan puasa bersama," tandas Sofjan.

Lanjut Sofjan, hakekat dan esensi perintah merukyah bukan ibadah dan tidak boleh disakralkan, tapi justru adalah untuk mengetahui apakah hilal sudah muncul atau belum. Jika kita sudah tahu hilal jauh sebelumnya, mengapa lajnatul isbath Kemenag dan ormas islam lainnya harus menunggu 29 Syaban setiap tahun untuk observasi hilal?

Jika hilal sudah diyakini pasti muncul, mungkin dilihat di tempat lain, namun tidak mungkin dilihat di Indonesia, mengapa Kemenag harus mengerahkan massa memantau hilal di beberapa titik di tanah air pada 29 Syaban?

"Artinya kenapa anggaran observasi dialokasikan dan dicairkan padahal sudah tahu haqqulyakin bahwa hilal untuk tahun ini pada tanggal tersebut tidak bisa dirukyah?Bukankah ini suatu pembodohan umat?," gugat Sofjan.

Dijelaskan, untuk tahun ini konjungsi matahari dan bulan terjadi pada Kamis 19 Juli 2012 pukul 04.24 UT, 07.24 waktu Mekkah. Kondisi hilal di Indonesia sulit dirukyah karena ketinggian hilal kurang dari 2 derajat, walau pun sebenarnya ketinggian hilal 1 derajat pun pernah bisa dirukyah pada 1971 di Indonesia.

Yang jelas, lanjut Sofjan, hilal sudah ada setelah matahari terbenam dan berumur lebih dari 8 jam setelah konjungsi. Kemungkinan dilihat di Mekkah ada selama sekitar 6 menit setelah matahari terbenam pada pukul 19.05 waktu setempat, lalu hilal tenggelam pada pukul 19.11.

Dalam pandangan Sofjan, hanya ada satu solusi yaitu bubarkan lajnatul isbat dan ganti dengan lajnatul falak. Artinya, tidak mesti kumpul dan kongko-kongko lagi di Kemenag pada setiap tanggal 29 Syaban, tapi tentukan jauh sebelumnya bahwa puasa jatuh pada hari sekian dan tanggal sekian.

Kemenag tahun ini harus berani menggunakan otoritasnya untuk mengumumkan awal puasa beberapa hari sebelum akhir Syaban dan menyiarkan puasa serentak pada 20 Juli 2012. Kemenag harus membuktikan bahwa Islam adalah rahmatan lilalamin bukan laknatan lilalamin.

"Adalah suatu kesalahan besar jika beberapa ormas Islam dan lajnatul isbath Kemenag masih bersikeras mempertahankan tradisi dan adat yang tidak ada kaitannya dengan ibadat. Merukyah sendiri, dengan melakukan methode horizon lokal, berarti mempersempit rahmat dan menyebar laknat terhadap umat Islam di tanah air," demikian Sofjan.

Rabu, 11 Juli 2012

(¯`*•.¸☆♥✿ ( ISLAM TERBUKTI BENAR (¯`*•.¸☆♥✿


 ------ 22 PERTANYAAN -------.


 Kisah Nyata Seorang PemudaArab Yang Menimba Ilmu Di
Amerika.
Ada seorang pemuda Arab yang
baru saja menyelesaikan bangku
kuliahnya di Amerika. Pemuda ini
adalah salah seorang yang diberi
nikmat oleh Allah Subhanahu Wa
Ta'ala berupa pendidikan agama
Islam bahkan ia mampu
mendalaminya. Selain belajar, ia
juga seorang juru dakwah Islam.
Ketika berada di Amerika , ia
berkenalan dengan salah seorang
Nasrani. Hubungan mereka
semakin akrab, dengan harapan
semoga Allah Subhanahu Wa
Ta'ala memberinya hidayah
masuk Islam.
Pada suatu hari mereka berdua
berjalan-jalan di sebuah
perkampungan di Amerika dan
melintas di dekat sebuah gereja
yang terdapat di kampung
tersebut. Temannya itu meminta
agar ia turut masuk ke dalam
gereja. Semula ia berkeberatan.
Namun karena ia terus mendesak
akhirnya pemuda itupun
memenuhi permintaannya lalu
ikut masuk ke dalam gereja dan
duduk di salah satu bangku
dengan hening, sebagaimana
kebiasaan mereka. Ketika
pendeta masuk, mereka serentak
berdiri untuk memberikan
penghormatan lantas kembali
duduk. Di saat itu si pendeta agak
terbelalak ketika melihat kepada
para hadirin dan berkata, "Di
tengah kita ada seorang muslim.
Aku harap ia keluar dari sini."
Pemuda arab itu tidak bergeming
dari tempatnya. Pendeta tersebut
mengucapkan perkataan itu
berkali-kali, namun ia tetap tidak
bergeming dari tempatnya.
Hingga akhirnya pendeta itu
berkata, "Aku minta ia keluar dari
sini dan aku menjamin
keselamatannya." Barulah
pemuda ini beranjak keluar.
Di ambang pintu ia bertanya
kepada sang pendeta,
"Bagaimana anda tahu bahwa
saya seorang muslim.
" Pendeta itu menjawab, "Dari
tanda yang terdapat di
wajahmu." Kemudian ia beranjak
hendak keluar.
Namun sang pendeta ingin
memanfaatkan keberadaan
pemuda ini, yaitu dengan
mengajukan beberapa
pertanyaan, tujuannya untuk
memojokkan pemuda tersebut
dan sekaligus mengokohkan
markasnya. Pemuda muslim
itupun menerima tantangan
debat tersebut.
Sang pendeta berkata, "Aku akan
mengajukan kepada anda 22
pertanyaan dan anda harus
menjawabnya dengan tepat."
Si pemuda tersenyum dan
berkata, "Silahkan!"
Sang pendeta pun mulai
bertanya,
1. Sebutkan satu yang tiada
duanya,
2. dua yang tiada tiganya,
3. tiga yang tiada empatnya,
4. empat yang tiada limanya,
5. lima yang tiada enamnya,
6. enam yang tiada tujuhnya,
7. tujuh yang tiada delapannya,
8. delapan yang tiada
sembilannya,
9. sembilan yang tiada
sepuluhnya,
10. sesuatu yang tidak lebih dari
sepuluh,
11. sebelas yang tiada dua
belasnya,
12. dua belas yang tiada tiga
belasnya,
13. tiga belas yang tiada empat
belasnya.
14. Sebutkan sesuatu yang dapat
bernafas namun tidak
mempunyai ruh!
15. Apa yang dimaksud dengan
kuburan berjalan membawa
isinya?
16. Siapakah yang berdusta
namun masuk ke dalam surga?
17. Sebutkan sesuatu yang
diciptakan Allah namun Dia tidak
menyukainya?
18. Sebutkan sesuatu yang
diciptakan Allah dengan tanpa
ayah dan ibu!
19. Siapakah yang tercipta dari
api, siapakah yang diadzab
dengan api dan siapakah yang
terpelihara dari api?
20. Siapakah yang tercipta dari
batu, siapakah yg diadzab
dengan batu dan siapakah yang
terpelihara dari batu?
21. Sebutkan sesuatu yang
diciptakan Allah dan dianggap
besar!
22.Pohon apakah yang mempu-
nyai 12 ranting, setiap ranting
mempunyai 30 daun, setiap daun
mempunyai 5 buah, 3 di bawah
naungan dan dua di bawah
sinaran
matahari?"
Mendengar pertanyaan tersebut
pemuda itu tersenyum dengan
senyuman mengandung
keyakinan kepada Allah. Setelah
membaca basmalah ia berkata,
1. Satu yang tiada duanya ialah
Allah Subhanahu wa-ta'ala.
2. Dua yang tiada tiganya ialah
malam dan siang.
Allah Subhanahu wa-ta'ala
berfirman, "Dan Kami jadikan
malam dan siang sebagai dua
tanda (kebesaran kami)." (Al-Isra':
12).
3. Tiga yang tiada empatnya
adalah kekhilafan yang dilakukan
Nabi Musa ketika Khidir
menenggelamkan sampan,
membunuh seorang anak kecil
dan ketika menegakkan kembali
dinding yang hampir roboh.
4. Empat yang tiada limanya
adalah Taurat, Injil, Zabur dan al-
Qur'an.
5. Lima yang tiada enamnya ialah
shalat lima waktu.
6. Enam yang tiada tujuhnya ialah
jumlah hari ke-tika Allah
Subhanahu wa-ta'ala
menciptakan makhluk.
7. Tujuh yang tiada delapannya
ialah langit yang tujuh lapis.
Allah Subhanahu wa-ta'ala
berfirman, "Yang telah
menciptakan tujuh langit
berlapis-lapis. Kamu sekali-kali
tidak melihat pada ciptaan Rabb
Yang Maha Pemurah sesuatu
yang tidak seimbang." (Al-Mulk:
3).
8. Delapan yang tiada
sembilannya ialah malaikat
pemikul Arsy ar-Rahman.
Allah Subhanahu wa-ta'ala
berfirman,"Dan malaikat-malaikat
berada di penjuru-penjuru langit.
Dan pada hari itu delapan orang
malaikat menjunjung 'Arsy
Rabbmu di atas kepala)mereka." (Al-Haqah: 17).
9. Sembilan yang tiada
sepuluhnya adalah mu'jizat yang
diberikan kepada Nabi Musa :
tongkat, tangan yang bercahaya,
angin topan, musim paceklik,
hujan badai, belalang, kutu, katak,
dan darah dan cacar.
10. Sesuatu yang tidak lebih dari
sepuluh ialah kebaikan.
Allah Subhanahu wa-ta'ala
berfirman, "Barangsiapa yang
berbuat kebaikan maka untuknya
sepuluh kali lipat." (Al-An'am:
160).
11. Sebelas yang tiada dua
belasnya ialah jumlah saudara-
saudaraYusuf
12. Dua belas yang tiada tiga
belasnya ialah mu'jizat Nabi Musa
yang terdapat dalam firman Allah
Subhanahu wa-ta'ala, "Dan
(ingatlah) ketika Musa memohon
air untuk kaumnya, lalu Kami
berfirman, 'Pukullah batu itu
dengan tongkatmu.' Lalu
memancarlah daripadanya dua
belas mata air." (Al-Baqarah: 60).
13. Tiga belas yang tiada empat
belasnya ialah jumlah saudara
Yusuf ditambah dengan ayah
dan ibunya.
14. Adapun sesuatu yang
bernafas namun tidak
mempunyai ruh adalah waktu
Shubuh.
Allah Subhanahu wa-ta'ala ber-
firman, "Dan waktu subuh
apabila fajarnya mulai
menyingsing." (At-Takwir: 18).
15. Kuburan yang membawa
isinya adalah ikan yang menelan
Nabi Yunus AS.
16. Mereka yang berdusta namun
masuk ke dalam surga adalah
saudara-saudara Yusuf ,
yakni ketika mereka berkata
kepada ayahnya, "Wahai ayah
kami, sesungguhnya kami pergi
berlomba-lomba dan kami
tinggalkan Yusuf di dekat
barang-barang kami, lalu dia
dimakan serigala." Setelah
kedustaan terungkap, Yusuf
berkata kepada mereka," tak ada
cercaaan terhadap kalian." Dan
ayah mereka Ya'qub berkata,
"Aku akan memohonkan ampun
bagimu kepada Rabbku.
Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha
Pengampun lagi Maha
Penyayang."
17. Sesuatu yang diciptakan Allah
namun tidak Dia sukai adalah
suara keledai. Allah SWT
berfirman, "Sesungguhnya
sejelek-jelek suara adalah suara
keledai." (Luqman: 19).
18. Makhluk yang diciptakan Allah
tanpa bapak dan ibu adalah Nabi
Adam, malaikat, unta Nabi Shalih
dan kambing Nabi Ibrahim.
19. Makhluk yang diciptakan dari
api adalah Iblis, yang diadzab
dengan api ialah Abu Jahal dan
yang terpelihara dari api adalah
Nabi Ibrahim.
Allah Subhanahu wa-ta'ala
berfirman, "Wahai api dinginlah
dan selamatkan Ibrahim." (Al
Anbiya': )
20. Makhluk yang terbuat dari
batu adalah unta Nabi Shalih,
yang diadzab dengan batu adalah
tentara bergajah dan yang
terpelihara dari batu adalah Ash-
habul Kahfi (penghuni gua).
21. Sesuatu yang diciptakan Allah
dan dianggap perkara besar
adalah tipu daya wanita,
sebagaimana firman Allah
Subhanahu wa-ta'ala,
"Sesungguhnya tipu daya kaum
wanita itu sangatlah
besar." (Yusuf: 28).
22. Adapun pohon yang memiliki
12 ranting setiap ranting
mempunyai 30 daun, setiap daun
mempunyai 5 buah, 3 di bawah
teduhan dan dua di bawah
sinaran matahari maknanya:
Pohon adalah tahun, ranting
adalah bulan, daun adalah hari
dan buahnya adalah shalat yang
lima waktu, tiga dikerjakan di
malam hari dan dua di siang hari.
Pendeta dan para hadirin merasa
takjub mendengar jawaban
pemuda muslim tersebut.
Kemudian ia pamit dan beranjak
hendak pergi. Namun ia
mengurungkan niatnya dan
meminta kepada pendeta agar
menjawab satu pertanyaan saja.
Permintaan ini disetujui oleh sang
pendeta.
Pemuda ini berkata, "Apakah
kunci surga itu?" Mendengar
pertanyaan itu lidah sang
pendeta menjadi kelu, hatinya
diselimuti keraguan dan rona
wajahnya pun berubah. Ia
berusaha menyembunyikan
kekhawatirannya, namun
hasilnya nihil. Orang-orang yang
hadir di gereja itu terus
mendesaknya agar menjawab
pertanyaan tersebut, namun ia
berusaha mengelak. Mereka
berkata, "Anda telah melontarkan
22 pertanyaan kepadanya dan
semuanya ia jawab, sementara ia
hanya memberimu satu
pertanyaan namun anda tidak
mampu menjawabnya!"
Pendeta tersebut berkata,
"Sungguh aku mengetahui
jawaban dari pertanyaan
tersebut,
namun aku takut kalian marah. "
Mereka menjawab, "Kami akan
jamin keselamatan anda." Sang
pendeta pun berkata,
"Jawabannya ialah: Asyhadu an
La Ilaha Illallah wa Asyhadu anna
Muhammadar Rasulullah." Lantas
sang pendeta dan orang-orang
yang hadir di gereja itu memeluk
agama Islam.
Sungguh Allah telah
menganugrahkan kebaikan dan
menjaga mereka dengan Islam
melalui tangan seorang pemuda
muslim yang bertakwa.
_ SALAM ERAT SILATURAHMI _

Senin, 09 Juli 2012

HATI SEORANG IBU


السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهُ وَبَرَكَاتُهُ


 Ada seorang ibu separuh baya menjelang diusia senja, dari wajahnya terlihat guratan yang gigih, hati yang berserah. Walau sepanjang hidupnya dipenuhi dengan penderitaan. Dengan penuh kesetiaan menjaga anak-anak dan suaminya. Namun kepahitan hidup yang selalu didapatkannya. Suaminya lupa diri ketika kariernya menanjak, meninggal...kan dirinya dan anak-anaknya. Bergantung masa depan hidupnya pada anaknya yang sulung malah membuat hatinya kecewa, beranjak dewasa pergi meninggalkan dirinya. Satu persatu anaknya pergi dengan kehidupannya masing-masing. Hingga masa menjelang usia senja beliau hidup seorang diri dipinggiran ibukota.

Pada pagi hari di Rumah Amalia, begitulah beliau bertutur pada kami dan banyak orang yang mengira beliau benar-benar dalam kesepian dan kesendirian. Dengan penuh semangat beliau menjawab, "Mas Agus, saya tidak hidup sendiri," Beliau melanjutkan, "Allah bersama saya, Allah yang menemani dalam hidup saya dalam bahagia dan derita." Begitulah tutur ibu yang menjalani hidup dengan penuh syukur dan sabar disaat hatinya penuh luka karena orang-orang yang didicintainya. "Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertaqwa dan berbuat kebaikan." (QS. an-Nahl : 128).

---
Sahabatku, aminkan doa ini untuk kedua orang tua kita, "Ya Allah, masih terbayang air mata ibu yang mengalir & rintihannya ditengah malam ketika berdoa memohon kepadaMu untuk kebahagiaan kami, anaknya. Sayangilah Ibu & ayah kami sebagaimana beliau meyayangi kami sewaktu kecil. Muliakanlah mereka, tiada pernah kami sanggup menggantikan setiap tetes air mata ibu & keringat ayah." آمِيّنْ آمِّيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ


Sahabatku, aminkan doa ini memohon penerang hati, بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم "Allahumma nawwir qalbi binuri hidayatika kama nawwartal ardha binuri syabsika ya fattahu ya alimu iftah ‘ alayya fathan qariban , ya fattahu ya alimu.”YaAllah , sinarilah hatiku dengan cahaya hidayah-Mu sebagai mana Engkau telah menyinari bumi dengan cahaya matahari-Mu. Wahai Dzat! yang Maha Membuka lagi Maha Mengetahui. Bukalah pintu hatiku dalam waktu yang dekat. Wahai Dzat, Yang Maha Membuka lagi Maha Mengetahui.” آمِيّنْ آمِّيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ

 

Suami yang Setia Karena Allah


السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهُ وَبَرَكَاتُهُ                                        

Di Rumah Amalia pernah ada seorang teman yang berbagi kebahagiaan. Ia seorang ayah sekaligus suami yang setia berusaha mempertahankan rumah tangganya ketika terkena prahara. Ya, itulah prahara kehancuran, rasa tak berharga dan hidup sebagai orang yang kalah. Disaat rumah tangganya sedang bermasalah ia berbincang d...engan seorang teman kerjanya, temannya mengatakan, "Kamu gila aja mempertahankan rumah tangga, istrimu sudah tidak mencintaimu, sudah tidak dihargai oleh istri, apa sih untungnya mempertahankan rumah tangga? Lebih enak bercerai, tinggalin aja tuh istri yang makan hati, buang waktu, menyia-nyiakan hidup saja bertahan dalam pernikahan dengan istri seperti itu."
 
Ia menghela napas panjang mendengar penuturan temannya, ia sama sekali tidak pernah terbayang teman baiknya menjadi kompor yang membara, membakar rumah tangganya. Namun ia tetap memilih untuk setia mempertahankan rumah tangga bukan karena istri dan juga bukan karena anak. Namun karena Allah. Disisi lain, banyak teman-teman yang mengatakan bahwa jika ia bertahan dalam luka hati itu hanyalah tindakan orang yang bodoh. Untunglah kekuatan doa bersama dan keikhlasan dalam menjalani hidup untuk mempertahankan rumah tangganya dengan mengharapkan keridhaan Allah membuahkan hasil. Kesetiaannya sebagai seorang suami mampu meluluhkan hati sang istri. Air matanya mengalir disaat dirinya, istri dan anaknya sholat berjamaah, selesai sholat istri mencium tangan suami dan membisikkan kata ditelinganya, "Maafin mama ya pah, mamah salah.." penuh isak dan tangis keduanya berpelukan dengan penuh cinta serta kasih sayang. Anaknya turut dipeluknya. Subhanallah.
 
----
Sahabatku, aminkan doa ini agar keluarga harmonis, tenteram, rukun dan bahagia hingga akhir hayat. "Allahumma inni as’aluka hubbaka wahuba man yuhibbuka wal ‘amalal ladzi yuballing-huni hubbaka allahummaj’al hubbaka ahabab ilayya min nafsi, wa ahli minal ma-il barid. "Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadaMu untuk tetap mencintaiMu dan orang yang Engkau cintai, serta dapat menyampaikan kepadaku untuk tetap mencintaiMu. Ya Allah, berkenanlah kiranya Engkau menjadikan cinta kepadaMu melebihi cintaku terhadap diriku sendiri, keluargaku, dan dari air yang sejuk.”
 
آمِيّنْ آمِّيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ
Wassalam,

Senin, 02 Juli 2012

Gempa 1 Juta Kali Bom Hirosima


Padang Ekspres • Sabtu, 30/06/2012 10:41 WIB •
Simulasi Bencana RTH Imam Bonjol, Padang, kemarin (29/6).
Padang, Padek—Badan Na­sio­nal Penanggulangan Ben­cana (BNPB) kembali me­minta warga ber­domisili sepanjang pantai Su­m­atera selalu waspada. Pasal­nya, ancaman gempa besar diprediksi ber­kuatan 8,9 skala richter (SR) diiringi tsunami sesuai kajian pakar kegempaan dunia, bisa saja sewaktu-waktu terjadi. Saking kuatnya gempa itu, kekuatannya bahkan setara 1 juta kali ledakan bom Hirosima.
Kepala BNPB Syamsul Maarif ketika ditemui Padang Ekspres dalam acara rapat kerja BPBD seluruh Indonesia dan BPBD serta kepala daerah se-Sumbar di Hotel Pangeran Beach, kemarin (29/6), menyebutkan bahwa skenario terburuk itu jelas di luar keterbatasan akal manusia. Meski begitu, tidak berarti masyarakat berpasrah diri dan menerima keadaan begitu saja. Langkah terpenting, lanjutnya, masyarakat saat gempa harus melakukan evakuasi diri masing-masing.
”Jangan saling mencari saat gem­pa besar terjadi. Jangan juga ber­lari ke Bypass, karena waktu su­dah tak cukup lagi menuju Bypass. Langkah paling tepat ada­lah segera mencari shelter terde­kat. Jika anak, suami atau istri be­ra­da di lokasi berbeda, jangan sa­ling mencari. Selamatkan diri ma­­s­ing-masing. Setelah 2 sam­pai 2,5 jam atau setelah air ber­hen­ti ber­gejolak, baru turun men­­cari sa­nak keluarga ter­de­kat,” ucap­nya.
Syamsul Maarif menilai, masyarakat Sumbar masih be­lum siap menghadpai ben­cana. Buk­tinya, saat gempa 11 April lalu, jalan-jalan masih macet ka­rena warga berusaha m­e­nyela­matkan diri menggunakan ken­da­raan menuju Bypass. “Mi­ti­gasi bencana menjadi suatu hal pe­nting untuk dilakukan. Saya minta ninik mamak, alim ulama dan cadiak pandai, serta bundo kandung membisikkan pada keponakan akan kemungkinan dampak gempa. Masyarakat tak perlu takut dengan gempa, tapi hal yang penting adalah waspada dan bersiap siaga terhadap ke­mungkinan bencana,” uja­r­nya.
Masyarakat, imbuhnya, ha­nya memiliki waktu 23-30 menit untuk menyelamatkan diri. Arti­nya, masyarakat harus bisa mem­berikan prioritas. Apakah sayang ter­hadap harta benda, atau sa­yang terhadap kese­la­matan nya­wa dan keluar­ga. “Tsu­nami tidak selalu ditandai de­ngan keringnya air laut. Itu yang harus dipahami mas­ya­ra­kat,” ucapnya sembari me­m­e­rin­tah­kan stafnya ber­na­ma Sur­yo me­nginformasikan ske­nario ter­buruk saat gempa bumi ter­ja­di di Sumbar.
Menurut Suryo, skenario terburuk gempa berkekuatan 8,9 SR yang terjadi di Sumbar po­sisinya sekitar Mentawai atau per­temuan dua lempeng dikenal de­ngan istilah megathrust. Ke­dalaman gempa antara 10 sam­pai 20 km di barat daya Pulau Si­berut. Untuk sampai ke Pa­dang dipre­diksi waktunya hanya 30 menit, namun untuk daerah lainnya seperti Pesisir Selatan waktunya re­latif lebih lambat dari Padang.
”Daerah berupa teluk, tinggi ge­lombang akan semakin tinggi. Han­taman gelombang tsunami an­tara 2 sampai 2,5 jam. Kece­patan air adalah 400 km/jam,” ucapnya. Diperkirakan, sebut Suryo, sebanyak 40 ribu orang meninggal, 103 ribu luka- luka, 52 ribu hilang dan 181 ribu mengungsi. “Ini hanya prediksi skenario terburuk saja,” katanya.
Perbanyak Shelter
BNPB berjanji dalam waktu 2 tahun ini akan mengebut pem­bangunan shelter untuk Sum­bar. “Tahun 2013 akan di­mulai pembangunan shelter. Program shelter ini hanya dalam jangka wak­tu 2 tahun atau sampai 2014, se­suai perintah dari Presiden Su­silo Bambang Yudhoyono. Ke­napa program shelter jangka pen­dek ini hanya 2 tahun, karena di­s­esuaikan dengan masa jaba­tan presiden,” ujar Syamsul Maarif.
Dalam pembangunan shelter tersebut, tambahnya, peme­rin­tah daerah harus meli­batkan se­mua unsur di daerah, baik alim ulama, cadiak pandai, ninik ma­mak, bundo kandung dan to­koh- tokoh lembaga kerapatan di daerah. Dengan begitu, diha­rap­kan alokasi dana yang telah dikucurkan tidak sia-sia. Di ma­na, masyarakat merasa memiliki ba­ngunan shelter tersebut.
Di Padang, menurutnya, se­di­kitnya 300 ribu jiwa terpa­par di zona merah. Untuk menye­la­mat­kannya, dibutuhkan 300 shel­ter. “Shelter yang dibangun itu harus kuat. Jangan sampai shelter yang dimanfaatkan orang un­tuk berlindung, tidak dapat di­jadikan masyarakat untuk ber­lindung. Struktur bangunan shelter ini hendaknya benar-be­nar diperhatikan. Desainnya ter­s­erah saja, namun saya anjur­kan pilihan desainnya bisa mem­be­lah gelombang tsunami yang da­tang,” usulnya.
Tinggi shelter yang akan di­ba­ngun adalah 15 meter. Un­tuk satu unit shelter, didesain untuk menampung 2 ribu orang. Lo­kasinya bisa saja dibangun di tanah lapang, bangunan kantor pemerintahan, masjid dan pa­sar. Jika satu shelter didirikan pada satu tempat, maka bupati atau wali kota harus men­dapat­kan tanda-tangan dari masya­ra­kat. Tanda-tangan itu bentuk ko­mitmen masyarakat untuk me­manfaatkan bangunan shelter jika bencana terjadi.
“Saya tidak mau bangunan shelter yang telah dianggarkan ti­dak termanfaatkan seperti hal­nya di Aceh. Banyak mas­yarakat tidak merasa me­miliki shelter, karena menganggap itu bangu­nan milik pemerintah. Saya tak mau itu terjadi. Makanya, saya min­ta seluruh komponen di mas­yarakat tadi dilibatkan. Su­paya mereka juga mem­berikan edu­kasi dan sosialisasi pada masyarakat. Jika satu shelter untuk 2 ribu jiwa, maka harus ada tanda tangan 2 ribu jiwa itu. Se­panjang tidak ada tanda ta­ngan dari warga, saya tidak akan ku­curkan dana pembangunan shelter tersebut,” ucapnya.
Setiap shelter, tambahnya, ha­rus ada ketuanya. Di mana da­lam tim tersebut, ada unsur pe­merin­tah, alim ulama, cadiak pan­dai, dan bundo kandung. Jika shelter di­bangun 300 unit, ma­ka orga­nisasi masyarakatnya juga ada 300 organisasi. Shelter itu men­jadi milik masyarakat se­tempat.
Epi Jayusman, pengurus Lem­baga Kerapan Adat Alam Mi­nangkabau (LKAM) Sijun­jung, mendukung program BNPB melibatkan alim ulama, ninik mamak dan cadiak pandai da­­lam pembangunan shelter ter­se­­but. “Kami siap mem­beri­kan du­kungan terha­dap program ini. Ni­­nik mamak di Sumbar adalah in­­­formal leader yang tidak diko­or­­­d­inir pemerintah, namun me­mi­­liki kekuatan yang cukup be­sar di tengah masyarakat,” ujar­nya.
Martius Datuak Pandito Rajo Alam, pengurus LKAAM Sum­­bar meminta agar pem­ba­ngunan shelter itu diper­cepat. “Saya setuju dengan itu. Mohon pem­bangunan shelter itu dipe­r­cepat. Padang berada di pinggir laut,” sarannya.
Wakil Gubernur Sumbar Mus­lim Kasim mengatakan, pe­ru­bahan pradigma dari BNPB da­­lam pembangunan shelter ada­lah langkah tepat. “Ini adalah peng­­hargaan tak terhingga ninik ma­mak, alim ulama, cadiak pan­dai dan bundo kandung. Jika se­belumnya tidak diajak, seka­rang su­dah diikutsertakan. Permin­taan BNPB agar kepala daerah me­nyiapkan tanda tangan untuk ja­minan, itu hendaknya dija­di­kan perhatian. Sehingga, ba­ngu­nan shelter dapat ter­man­faatkan se­c­ara baik,” ucapnya
Kepala BPBD Sumbar Yazid Fadli menyebutkan, sedikitnya 921 ribu jiwa masyarakat Sum­bar bermukim di zona me­rah. Ar­­tinya, perlu kesiap­siagaan pe­nuh untuk meminimalisir kor­ban tsunami.
Rakornas dan Apel Siaga
Usai Shalat Jumat, Syamsul Maarif memimpin langsung apel siaga bencana di Ruang Terbuka Imam Bonjol Padang, kemarin (29/6). Dalam apel siaga ini, juga dila­kukan simulasi penye­lama­tan korban bencana dan penang­gulangan kebakaran hutan oleh pe­­t­ugas BNPB. Ini merupakan ba­gian dari rakor BNPB dan BPBD se-Indonesia.
Dalam apel siaga kemarin, tim BNPB memperagakan pro­ses penanganan bencana berupa pe­nyelamatkan korban mema­kai helikopter dan mela­cak kor­ban bencana yang tertimpa re­run­tuhan, dan menge­vakua­sinya.
Tim BNPB menggunakan helikopter untuk menemukan lo­kasi korban terkena bencana. Se­t­elah titik lokasi korban dite­mukan, petugas diterjunkan dari helikopter menggunakan tali dan korban dievakuasi melalui udara dan darat.
Di sesi selanjutnya, petugas me­l­akukan deteksi korban ter­timpa reruntuhan dengan mela­ku­kan pemotongan beton. Lalu, di­tampilkan petugas meng­gu­nakan helikopter mela­kukan pe­madaman kebakaran hutan.
Dalam apel bertema “Apel Siaga Penanggulangan Bencana Memperkuat Kesiapsiagaan Un­tuk menuju Indonesia Tang­guh” tersebut, juga dipa­merkan ber­ba­gai peralatan dan alat trans­portasi pendukung opera­sional yang digunakan tim reaksi cepat (TRC) la­pangan dan posko BPBD. Ada­pun perlengkapan yang dipa­merkan tersebut ada­lah, 2 unit helikopter, 35 kenda­raan rescue, 5 kendaraan medis/ambulance.
Lalu, 1 kendaraan komu­ni­kasi, 1 kendaraan peralatan res­cue, 3 kendaraan dapur umum, 5 kendaraan water treat­ment dan sanitasi, 59 sepeda motor trail TRC, 27 perahu rescue, 5 alat berat, 1 tenda rumah sakit la­pangan, 15 tenda posko/per­sonel, 2 set peralatan TIK, dan 5 unit light tower genset. Total pe­ra­latan dipamerkan saat apel siaga kurang lebih 170 unit ken­da­raan. Apel siaga ini juga m­e­li­b­at­kan anggota TNI, dinas ke­se­hatan, dinas sosial, dinas pe­ker­ja­an umum, dinas pema­dam ke­baka­ran, Polri, PMI, Kominfo, BMKG, Basarnas, relawan dan ormas.
“Kekuatan relawan Sumbar men­jadi prototype nasional da­lam menangani bencana ber­b­a­sis masyarakat. Ini men­jadi con­t­oh terutama dalam mewu­jud­kan Indonesia tangguh meng­­hadapi bencana,” kata Syam­sul Ma’arif saat menjadi ins­pektur upacara gladi lapangan apel siaga penanggulangan bencana.
Penyerapan Anggaran
Di sisi lain, rakor BPBD se-In­donesia dilakukan untuk eva­lu­asi penyerapan anggaran pe­nang­gulangan bencana di selu­ruh daerah di Indonesia, serta pe­nguatan aspek mana­jerial pe­ngawasan dan pengendalian penanggulangan bencana di Indonesia tahun 2012.
Dia memaparkan, sudah menjadi tradisi dari kementerian dan lembaga melaksanakan ra­kor untuk menyusun peren­ca­naan pelaksanaan APBN. Ta­hun ini, menurutnya, BNPB me­lak­sa­nakan awal Februari lalu, se­ka­ligus ulang tahun BNPB. “Se­ka­rang setelah berja­lan ham­pir enam bulan. Untuk itu, kita la­ku­kan evaluasi dan memberi ma­su­kan terhadap kegiatan yang te­lah dilaksanakan BPBD,” terang­nya.
Selama ini, menurutnya, pe­nyerapan anggaran pena­nganan pe­nanggulangan bencana sangat tim­pang. Dana siap pakai pe­nye­rapannya sangat tinggi, na­mun penyerapan dana rehab rekon sa­ngat rendah, begitu juga di Sum­bar, khususnya Mentawai.
Sementara itu, hari ini (30/6), akan dilaksanakan acara mele­wakan gala untuk Kepala BNPB Syamsul Maarif yang me­nyan­dang gelar Yang Di­patuan Rajo Maulana Paga Alam dan untuk istrinya, Nanik Ka­dariyani Puti Reno Anggun Suri di Istano Basa Pagaruyung.